Persyaratan Perancangan Campuran Beton
Persyaratan dasar dalam memilih dan menentukan jumlah bahan campuran adalah:
a) Kuat tekan minimum yang didapat dari pertimbangan structural
b) Kemudahan pengerjaan yang dibutuhkan untuk pemadatan sesuai dengan peralatan pemadatan yang tersedia
c) Faktor air-semen (fas) maksimum dan/atau kandungan semen maksimum untuk memberikan ketahanan yang cukup sesuai dengan kondisi-kondisi lokasi pengerjaan
d) Kandungan semen maksimum untuk menghindari penyusutan, keretakan akibat siklus temperature dalam massa beton
Macam-macam tipe Mix Design
1. Nominal Mixes
Artinya adalah rasio campuran semen-agregat yang telah ditetapkan sebelumnya yang sesuai dengan speksifikasi beton. Tipe ini menawarkan kemudahan campuran (karena perbandingannya sudah ditetapkan sebelumnya sehingga tidak memerlukan analisis campuran) dan hanya berlaku pada kondisi-kondisi normal saja.
2. Standard mixes
Campuran nominal dari rasio semen-agregat yang telah ditetapkan (seperti yang diatas) akan memberikan hasil kekuatan yang sangat beragam dan bisa jadi memberikan hasil campuran yang terlalu sedikit atau terlalu banyak. Untuk alasan inilah kuat tekan minimum telah dijabarkan dalam banyak spesifikasi. Campuran dengan mempertimbangkan banyak spesifikasi teknis inilah yang disebut Standard Mixes.
IS 456-2000 telah memberikan campuran beton yang dituangkan dalam tingkatan angka seperti M10, M15, M20, M25, M30, M35 dan M40. Huruf M berarti Mix (campuran) dan angka mengacu pada kuat tekan beton pada hari ke 28 dalam N/mm2.
3. Designed Mixes
Dalam campuran tipe ini, desainer menentukan kinerja beton dan produsen beton menentukan proporsi campuran beton. Ini merupakan pendekatan yang paling rasional dalam memilih dan menentukan jumlah campuran beton tanpa meninggalkan karakteristik uniknya. Pendekatan ini memberikan hasil produksi beton yang sangat ekonomis.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Campuran Beton
Beragam faktor yang mempengaruhi perancangan campuran adalah:
1. Kuat Tekan
Ini adalah salah satu dari karakteristik beton yang paling penting dan mempengaruhi unsur-unsur beton lainnya. Kuat tekan rerata pada umur beton tertentu, biasanya 28 hari, menunjukkan nilai rasio air-semen dari campuran. Faktor lain yang mempengaruhi kekuatan beton adalah tingkat pemadatan.
2. Workability
Tingkat kemudahan pengerjaan bergantung pada tiga faktor, yaitu ukuran beton yang direncanakan, jumlah penulangan, dan metode pemadatan yang akan digunakan. Untuk ukuran yang sempit dan sulit dengan banyak sudut atau bagian-bagian yang sulit terjangkau, beton harus memiliki tingkat kemudahan pengerjaan yang tinggi sehingga pemadatan penuh dapat dicapai dengan usaha-usaha tertentu (seperti menggunakan bantuan alat vibrator dsb). Ini juga berlaku untuk jumlah tulangan dan peralatan pemadatan yang tersedia di lapangan.
3. Durability
Ketahanan beton yang dimaksud adalah ketahanan beton terhadap kondisi lingkungan agresifnya. Beton dengan kuat tekan tinggi biasanya lebih tahan lama dibandingkan dengan beton yang berkekuatan rendah. Pada situasi dimana kekuatan beton yang tinggi tidak terlalu diperlukan tetapi kondisi lingkungan yang mengharuskan beton memiliki ketahanan tinggi, maka persyaratan ketahanan akan menentukan rasio air-semen yang akan digunakan.
4. Ukuran Nominal Maksimum Agregat
Secara umum, semakin besar ukuran agregat, semakin sedikit semen yang dibutuhkan untuk rasio air-semen tertentu, karena tingkat kemudahan pengerjaan beton akan meningkat sebanding dengan semakin besarnya ukuran agregat. Akan tetapi, kuat tekan cenderung meningkat apabila ukuran agregat semakin kecil.
5. Grading and tipe of agregat
Kekasaran agregat turut mempengaruhi proporsi campuran. Semakin kasar agregat, semakin kuat ikatan antara agregat dengan semen. Tipe agregat juga mempengaruhi rasio agregat-semen. Satu hal yang penting dalam pencampuran beton adalah keseragaman ukuran agregat yang digunakan.
6. Quality Control
Kontrol terhadap kualitas dapat diperkirakan berdasarkan beberapa variasi hasil tes campuran beton. Variasi kekuatan beton disebabkan oleh variasi bahan campuran yang digunakan, kurangnya control dalam proses pengadukan, pencampuran, penuangan, pengeringan dan pengetesan.